Breaking News
Loading...

Kontak pencarian

Recent Post

Monday 25 May 2015
no image

HALOGEN

 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Golongan halogen adalah kelompok unsur-unsur yang sangat kontras terhadap golongan alkali. Alkali adalah kelompok logam yang sangat reaktif dan elektropositif sedangkan halogen adalah kelompok nonlogam yang sangat reaktif dan elektronegatif. Paling reaktif untuk alkali terdapat pada unsur paling bawah sedangkan untuk halogen terdapat pada unsure paling atas dari golongannya dalam sistem periodik unsur (Sugiyarto, 2004, hal: 234).
Unsur-unsur halogen yang terletak pada golongan VIIA merupakan unsur yang sangat reaktif dengan electron valensi ns2 np5 sehingga hanya butuh 1 elektron untuk membentuk konfigurasi stabil seperti halnya gas mulia. Kereaktifan unsur halogen memungkinkan berbagai senyawa seperti senyawa alkil halida (gugus alkil dan halogen), senyawa oksihalogen (asam oksi dan halogen), senyawa ion (logam golongan IA dan IIA)  dan senyawa antar halogen (Saito, 2012).
Penemuan unsur-unsur halogen selalu membawa perbaikan-perbaikan dalam ilmu pengetahuan kimia. Sebagai contoh, penemuan gas hijau  klorin dari senyawa asamnya hidroklorida oleh Scheele pada tahun 1774 membawa konsekuensi pembaruan definisi asam yang pada mulanya dipahami sebagai senyawa yang mengandung oksigen (Sugiyarto, 2004, hal: 234).
       Berdasarkan penjabaran di atas maka untuk mengetahui lebih mendalam tentang sifaf-sifaf unsur-unsur yang ada pada golongan halogen maka dilakukanlah percobaan tentang halogen.
B.   
 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah adalah bagaimana sifat fisik dan kima senyawa halogen dengan metode fluoresein dan garam halida.

C.    Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah ialah untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia senyawa halogen dengan metode fluoresein dan garam halida.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17 dalam  tabel sistem periodik unsur yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵.  Istilah  halogen  berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya pembentuk garam karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam  yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Secara alamiah bentuk molekulnya diatomic, ntuk mencapai keadaan stabil atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom  lain atau dengan  menggunakan  pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom  unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan  membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk  ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5 (Sam, 2012).
       Dalam kondisi SATP, fluorin berupa gas tidak berwarna, klorin berupa gas hijau pucat, bromine berupa cairan minyak merah coklat dan iodine berupa padatan hitam metalik. Titik leleh dan titik didih molekul diatomic halogen naik secara perlahan dan hal ini berkaitan dengan sifaf polarisabilitas molekul-molekul yang bersangkutan. Sifaf polarisabbilitas molekul diatomic halogen naik secara perlahan dengan naiknya nomor atom, hal ini disebabkan oleh naiknya jari-jari atau volume atom dan jumlah total elektron sehingga posisi elektron makin mudah terdistribusi secara tak homogen disepanjang waktunya. Dengan demikian berakibat naiknya gaya disperse atau gaya London dan pada gilirannya mengakibatkan naiknya titik leleh dan titik didih molekul yang bersangkutan ( Sugiyarto, 2004, hal: 234).
  Menurut Sam (2012) sifaf-sifaf kimia halogen adalah:

    Semua unsur halogen dapat membentuk senyawa dengan  penarikan satu elektron dari luar maupun secara kovalen.
    Umumnya unsur-unsur halogen memiliki tingkat oksidasi -1, namun demikian halogen dapat pula memiliki tingkat oksidasi +1, +3, +5 dan +7 kecuali flourin.
    Semua unsur halogen merupakan oksidator yang sangat kuat. Kekuatan oksidator ini berkurang dari fluorin ke iodin.
    Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan semua unsur logam dan beberapa unsur non logam. Fluorin  merupakan unsur yang paling reaktif dan kereaktifannya berkurang untuk unsur-unsur halogen yang lain sesuai dengan kenaikan  nomor atom.
    Semua unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen  membentuk asam halida (HX).
    Kecuali fluorin, semua unsur halogen dapat membentuk asam oksi dengan rumus HXO, HXO₂, HXO₃ dan HXO4 yang disebut sebagai asam hipohalit, asam halit, asam halat dan asam perhalat.
    Unsur-unsur halogen dapat pula bergabung dengan sesama unsur halogen membenuk senyawa antar halogen.

      Fluorin merupakan salah satu unsur halogen berbentuk gas (non logam) yang sangat reaktif, beracun, korosif, berbau menyengat dan tidak enak serta berwarna kuning kehijau-hijauan, karena merupakan unsur yang reaktif, maka fluorin depat membentuk beberapa jenis senyawa seperti hidrogen fluorid, natrium fluorid dan lain-lain. Dalam bentuk klorofluorokarbon (CFC) dapat digunakan sebagai Freon yang terdapat pada aerosol spray dan sebagai refrigerant.  Fluor digunakan dalam industri minyak pelumas. Fluor memiliki massa atom 18,99840 sma, jari-jari 0,57 Å dengan titik didih 85,0 K. Klorin yang sangat penting dalam industri kimia anorganik, dihasilkan bersama dengan natrium hidroksida. Gas klorin berbau busuk (tidak enak) dan dalam jumlah yang besar gas ini cukup berbahaya bagi manusia, sebagai contoh gas ini digunakan sebagai racun pada perang dunia. Klorin merupakan salah satu unsur yang reaktif memiliki massa atom 35,4527 sma, jari-jari 0,97 Å dan memiliki titik didih 239,16 K, digunakan sebagai pembunuh kuman dalam air dan larutan klorin dapat pula digunakan sebagai pemutih (Svehla, 1985, hal: 274).
  Bromin merupakan unsur halogen yang beracun dan mudah menguap untuk membentuk molekul gas diatomik. Cairan bromin dapat menimbulka luka apabila kontak langsung dengan kulit dan luka tersebut sembuh dalam jangka yang lama. Bromin dapat larut dalam air dan sangat larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol, eter, kloroform dan karbon disulfide. Selain itu juga bromin dapat membentuk senyawa-senyawa seperti HBr, HOBr dan beberapa senyawa lainnya. Di alam bromin tidak terdapat dalam bentuk unsur bebas tetapi ditemukan dalam senyawa-senyawa bromida. Bromin memiliki sifat fisik yaiitu, jari-jari atom Br 1,12 Å, masa atom 79,904 sma dan memiliki titik didih 331,85 K. Bromin digunakan untuk bahan obat celup dan untuk membuat senyawa dibromoetana yang digunakan sebagai bahan baku zat anti ketukan pada bensin bertimbal. Iodin berupa padatan ungu kehitaman, cepat menyublin pada suhu kamar serta memberikan uap berwarna ungu. Iodin mempunyai sifat seperti metal dan senyawa iodin sangat penting dalam bidang kimia organik dan kesehatan. Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut dan sebagai iodat dalam garam Chili. Iodin mempunyai massa atom 126,045 sma, jari-jari atomnya 1,2 Å dan memiliki titik didih 457,5 K (Svehla, 1985, hal: 286).
        Begitu banyak cara untuk menggolongkan halida karena terdapat berbagai jenis halida. Halida biner bisa membentuk tatanan tidak terhingga dari molekul-molekul sederhana atau kompleks. Bagi senyawa ionik beberapa jenis kisi yang biasa dijadikan. Ada empat cara pembuatan halida yaitu interaksi langsung unsur-unsur dengan halogen, dehidrasi dari halida terhidrat, perlakuan oksida dengan senyawa halogen lain dan pertukaran halogen. Kebanyakan unsur elektronegatif dan logam dalam tingkat oksidasi tinggi membentuk halida molekular. Zat ini adalah gas, cairan atau padatan mudah menguap dengan molekul-molekul yang hanya saling diikat oleh gaya Van Der Waals. Mungkin terdapat korelasi kasar antara menaikkannya derajat kovalen logam halogen dan menaikkannya kecenderungan pembentukan senyawa molekular. Jadi molekular kadang-kadang juga disebut halida kovalen. Penamaan molekular lebih disukai karena menyatakan faktanya (Halogen dan Halida, 2012).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
1.      Waktu
Hari /tanggal  : Kamis/31 Mei 2012
Pukul              : 13.30 – 16.30 WITA

2.      Tempat
       Laboratorium Kimia Anorganik
 Lantai I Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Botol semprot                                                 1 buah
b.      Bunsen                                                            1 buah
c.       Gelas kimia 50 mL                                          3 buah
d.      Penjepit                                                           1 buah
e.       Pipet                                                                6 buah
f.       Rak tabung reaksi                                           1 buah
g.      Tabung reaksi                                                  6 buah
2.    
Bahan
a.       Amilum (C6H12O6)
b.    
Aquadest (H2O)
c.     
Kertas saring
d.      Larutan KI 10 %
e.       Larutan AgNO3 0,05 M
f.       Larutan Pb (NO3)2 0,05 M
g.      Larutan NaCl 0,05 M
h.      Larutan NaBr 0,05 M
C.    Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah :
1.      Uji halogen bebas
a.     
                               Merendam kertas saring dalam larutan fluoresein.
b.      Mengeringkan kertas saring fluoresein tersebut.
c.       Meneteskan larutan NaBr dan KI pada rendaman kertas saring.
d.      Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas saring tersebut.
2.      Uji garam halida
a.       Memipet NaCl, NaBr dan KI sebanyak 1 mL ke dalam 2 buah tabung reaksi
b.      Menambahkan AgNO3 dan Pb(NO3)2 beberapa tetes pada masing-masing tabung reaksi.
c.       Memanaskan larutan yang ditetesi dengan Pb(NO3)2 dan NaCl.
d.      Mengamati perubahan yang terjadi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan

1.      tabel uji halogen bebas

No
   
Perlakuan
   
Hasil pengamatan
1
   
Fluoresein + NaBr
   
Kuning
2
   
Amilum + NaBr
   
Tak berwarna
3
   
Fluoresein + KI
   
Kuning
4
   
Amilum + KI
   


Tak berwarna
5
   
Fluoresein + NaBr + NaCl
   
Kuning
6
   
Amilum + NaCl
   
Tak berwarna

2.      tabel uji garam halida

No
   
Perlakuan
   
Hasil pengamatan
1
   
NaCl + AgNO3
   
Putih susu
2
   
NaCl + Pb (NO3)2  → dipanaskan
   
Keruh → jernih
3
   
NaBr + AgNO3
   
Putih + endapan coklat
4
   
NaBr + Pb(NO3)2
   
Bening
5
   
KI + AgNO3
   
Puitih kehijauan + endapan putih
6
   
KI + Pb(NO3)2
   
Larutan kuning + endapan kuning
   
B.     Reaksi

1.      NaCl + AgNO3              AgCl + NaNO3
2.      2NaCl + Pb(NO3)2            PbCl2+ 2NaNO3
3.        NaBr + AgNO3               AgBr + NaNO3
4.    
        2NaBr + Pb(NO3)2            PbBr2 + NaNO3
5.    
      
9

KI + AgNO3                 AgI + KNO3
6.      2KI + Pb(NO3)2               PbI2 + 2KNO3

C.    Pembahasan
Halogen merupakan golongan  VIIA pada unsur periodik yang terdiri dari F, Cl, Br, I dan At. Bahan yang digunakan sebagai sampel adalah (KI) 10%, (NaBr) 0,05 M, (NaCl) 0,05 M, larutan fluoresein dan larutan fluorosein KBr. Pada uji halogen bebas digunakan kertas Fluoresein dan kertas Fluoresein KBr sebagai penguji. Sebelum menguji KI dan NaBr kertas fluoresein dibuat dengan cara mencelupkan kertas saring pada larutan fluoresein yang berwarna kuning kemudian dikeringkan, hal ini dilakukan pula kertas  pada fluorosein KBr dimana kertas saring dicelupkan pada larutan KBr yang berwana kuning orange kemudian dikeringkan. Perbedaan kedua kertas tersebut ialah kertas fluoresein lebih spesifik dalam pengujian Br2 dan I2 sedangkan pada fluorosein KBr lebih spesik dalam pengujian Cl2. Setelah kedua kertas kering, barulah pengujian dilakukan yaitu pertama kertas fluoresein ditotolkan dengan larutan KI 10% menghasilkan bercak kuning pada kertas, kemudian ditotolkan dengan larutan NaBr 0,05 M menghasilkan bercak kuning pada kertas. Pada fluoresein KBr larutan KI 10% yang ditotolkan menghasilkan bercak warna kuning pada kertas dan menghasilkan bercak warna tak berwarna pada saat larutan NaBr ditotolkan. Dari hasil warna bercak yang ditimbulkan menandakan bahwa tidak terdapat senyawa halogen pada larutan yang diuji. Begitu pula halnya pada uji amilum, kertas fluoresein tersebut tidak berwarna. Hasil yang diperoleh dari uji halogen bebas tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa larutan yang mengandung Iodin (I2) akan menimbulkan bercak merah muda pada kertas saring dan adanya Bromin (Br2) ditandai dengan terbentuknya bercak hijau pada kertas fluoresen sedangkan pada kertas fluoresein-KBr akan terbentuk bercak biru pada kertas saring jika terdapat Iodin (I2) dan Bromin (Br2) pada suatu larutan. Hal tersebut terjadi karena pengaruh dari larutan atau zat yang digunakan pada percobaan ini sudah lama dibuat dan tersimpan dalam botol sehingga menyebabkan kandungan dari zat tersebut sudah hilang dan menyebabkan tidak terjadi perubahan warna pada saat dilakukan percobaan tersebut.


Pada pembuatan garam halida 0,05 M NaCl sebanyak 1 mL ditambahkan satu tetas AgNO3 0,05 M dimana masing-masing larutan tak berwarna menghasilkan warna larutan keruh (putih susu) dan 1 mL NaCl 0,05 M yang ditambahkan dengan satu tetes larutan Pb(NO3)2 0,05 M tak berwarna kemudian dipanaskan menghasilkan larutan jernih. Pada NaBr 0,05 M sebanyak 1 mL larutan tak berwarna ditambahkan dengan satu tetas AgNO3 0,05 M menghasilkan warna larutan keruh (putih + ada endapan coklat) dan 1 mL NaBr 0,05 M yang ditambahkan dengan satu tetes larutan Pb(NO3)2 0,05 M menghasilkan larutan bening. Sedangkan pada larutan KI 10% yang tidak berwarna menghasilkan warna larutan menjadi agak keruh (putih kehijauan + ada endapan) setelah diitambahkan satu tetas AgNO3 0,05 M dan menghasilkan warna larutan kuning dan terdapat endapan kuning setelah ditambahkan satu tetes larutan Pb(NO3)2 0,05 M. Pada pembuatan garam halida juga diperoleh hasil yang positif sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa larutan NaCl yang diteteskan dengan larutan AgNO3 menyebabkan larutan berubah menjadi keruh dan larutan NaCl yang ditambahkan dengan larutan Pb(NO3)2 akan menghasilkan warna jernih pada larutan setelah dipanaskan, pada larutan NaBr yang ditetesi dengan larutan AgNO3 menghasilkan warna keruh pada laruan dan tampak agak keruh pada larutan NaBr setelah ditetesi dengan larutan Pb(NO3)2, dan pada larutan KI setelah ditetesi dengan larutan AgNO3 akan tampak warna agak keruh pada larutan dan akan timbul endapan warna kuning pada larutan setelah larutan ditetesi dengan larutan Pb(NO3)2. Hal tersebut terjadi karena halogen bersifaf menerima satu elektron dari atom atau unsure lain atau dengan menggunakan pasangan electron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsure halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion bermuatan negative satu sehingga dapat bereaksi dengan unsure lain dan membentuk garam halida apabila direaksikan dengan unsure atau senyawa.



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah
1.      B r₂ berwujud cair dan berwarna  merah coklat dan I₂ berwujud padat dan berwarna  ungu hitam.
2.      Pada uji fluoresein dan amilum tidak ditemukan adanya halogen bebas.
3.      Halogen dapat membentuk senyawa garam halida.

B.     Saran
 Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan selanjutnya mengamati sifaf fisik dan kimia semua unsur yang ada pada golongan halogen agar dapat diketahui perbedaannya.









DAFTAR PUSTAKA

“Halogen”. http://wikipedia.org/ 4 Juni 2012

Saito, Taro. Halogen dan Halida. http// www. Chem.-is-try. Com/ 4 Juni 2012

Sam. Halogen. http://samadaranta.worpress.com/ 4 Juni 2012

Sugiyarto, Kristian H. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010

Svehla, G. Analisis Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta: Kalman Media Pustaka 1985
Sunday 30 November 2014
Saturday 6 September 2014
Wednesday 3 September 2014
no image HARAKUSAN adalah Online shop yang menggunakan sistem PER-ORDER YG BEDA DARI YG LAIN
PRE-ORDER ( NON DP ) adalah sistem pesan terlebih dahulu, setelah barang sudah selesai produksi baru transfer dan barang siap dikirim,..kami juga memiliki sistem TERIMA ORDERAN :DTERIMA ORDERAN adalah sistem yang menerima orderan (dsaint kalian sendiri) dari kalian, dan kalian bisa pesan baju 1 pcs, gk perlu 1 lusin.... :D


PERHATIAN!!!
GAMBAR MERUPAKAN MODEL [CONTOH]
UNTUK HASIL JADI TIDAK DAPAT 100% SAMA KARENA TERGANTUNG BAHAN DAN SEBAGAINYA, NAMUN KAMI USAHAKAN KEMIRIPAN 85-98%

KETENTUAN DAN PROSEDUR PEMESANAN
- Harga belum termasuk ongkos kirim
- Sesi pemesanan berlangsung kalau stock kaos masih ada
- Sesi Pembayaran, (Stelah barang pesanan jadi )
- Barang di kirim dari Bandung
- Tanya jawab silahkan


1. via Message, PM/FB
2. SMS ke 
085228889219
3. FACEBOOK (Amizan Mark ) <== admin

FORMAT PEMESANAN

KODE :
NAMA :
ALAMAT :
NO HP :
SIZE :
JUMLAH :

 SESI WAKTU PRODUKSI CUMAN 2 -3 HARI 
PENGIRIMAN VIA JNE(Tarif Pengiriman dari Bandung (Kami dari Ciamis jadinya) .
- Jadwal bisa berubah sewaktu-waktu biasanya ada sedikit masalah.
- Kesalahan dalam memilih ukuran di luar tanggung jawab kami, jadi pastikan dulu ukurannya lalu baru melakukan pemesanan.
- Ukuran tidak dapat di ganti apabila sudah naik produksi.
- Barang yang sudah di terima tidak bisa di kembalikan, kecuali
terjadi kesalahan pengiriman dari kami.
- Akan ada pemberitahuan kembali ketika barang akan di kirim.- Setelah barang sampai diharapkan posting konfirmasi dan testimonial
- Pengiriman barang di lakukan via jasa JNE/POS/TIKI
Tuesday 22 April 2014
Alamat © : WELCOME Dsn. desa handapherang RT/RW 06/03 NO. 107 kec. Cijeungjing Kab. ciamis Jawa Barat